SALAFIYYUN MENJUNJUNG TINGGI KEJUJURAN
29 November 2010
Disusun oleh : Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah
(Majalah AL-FURQON)
Di antara karakteristis Salafiyyun para pengikut manhaj Salaf adalah mereka menjunjung tinggi kejujuran yang merupakan akhlak utama para sahabat yang Alloh perintahkan setiap mukmin agar meneladaninya, Alloh Subhaanahu wa Ta'ala berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Alloh, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur." (QS. at-Taubah {9}: 119)
Syaikhuna al-'Allamah Abdul Muhsin bin Hamd al-'Abbad hafizhallohu berkata: "Hendaklah kalian bersama para sahabat Rosululloh Shalallohu 'Alaihi wa Sallam yang merupakan orang-orang yang jujur, yang Alloh telah menyelamatkan mereka dengan sebab kejujuran mereka." (Syarah Sunan Abu Dawud 16/187 Maktabah Syamilah)
Rosululloh Shalallohu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Hendaklah kamu selalu jujur. Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surga. Tidak henti-hentinya seorang jujur dan selalu berusaha jujur hingga dia tercatat disisi Alloh seorang yang jujur. Hati-hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Dan tidak henti-hentinya seorang berdusta dan selalu memilih dusta hingga dia tercatat disisi Alloh sebagai seorang pendusta." (Shohih Bukhori 8/39 dan Shohih Muslim 8/29)
Kejujuran adalah ciri utama para pengikut Rosululloh Shalallohu 'Alaihi wa Sallam dan kedustaan adalah ciri utama musuh-musuh Islam dari kaum munafikin. Rosululloh Shalallohu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Tanda orang munafik ada tiga: jika bicara dia berdusta, jika dia berjanji maka dia menyelisihi, dan jika diberi amanah dia berkhianat." (Shohih Bukhori 1/15 dan Shohih Muslim 1/56)
Syaikhuna al-'Allamah Robi' bin Hadi al-Madkholi hafizhallohu berkata: "Alangkah indahnya kejujuran dan alangkah mulianya orang-orang yang jujur, dan sungguh celakalah dan binasalah para pendusta disetiap zaman dan tempat, bagaimana tidak, kedustaan termasuk pilar-pilar yang paling besar dari kekufuran dan kenifakan." (Dari makalah berjudul Ahammiyatuhu Ash-Shidq wa Dharuratuhu Liqiyami Dunya wa Dien dari program Maktabah Syaikh Robi' bin Hadi al-Madkholi oleh http://islamspirit.com)